Tulang Ishango: Teka-teki matematika berusia 20,000 tahun

Tulang Ishango adalah salah satu benda tertua yang diketahui mungkin berisi ukiran logis atau matematis.

Di Republik Demokratik Kongo, sebuah artefak kuno misterius ditemukan yang telah membingungkan para sejarawan dan ahli matematika selama beberapa dekade. Tulang Ishango, ditemukan di “Pemukiman Nelayan” Ishango, adalah peralatan tulang dan kemungkinan perangkat matematika yang berasal dari era Paleolitikum Atas.

Tulang Ishango
Peralatan tulang dan kemungkinan perangkat matematika yang berasal dari era Paleolitikum Atas ditemukan di Ishango. Wikimedia Commons

Tulang melengkung berwarna coklat tua ini, panjangnya kira-kira 10 sentimeter, dilengkapi dengan sepotong kuarsa tajam yang ditempelkan di salah satu ujungnya, kemungkinan untuk diukir.

Ukiran pada tulang Ishango memunculkan berbagai teori tentang maknanya. Beberapa orang percaya bahwa mereka mungkin memiliki signifikansi matematis atau relevansi astrologi.

Tulang tersebut menampilkan serangkaian tanda dalam tiga kolom, yang oleh sebagian orang ditafsirkan sebagai tanda penghitungan. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa tanda ini digunakan untuk menghitung atau melakukan prosedur matematika sederhana.

Tulang Ishango
168 ukiran pada tulang disusun dalam tiga kolom paralel sepanjang tulang, masing-masing tanda dengan orientasi dan panjang yang bervariasi. Kolom pertama, atau kolom tengah sepanjang sisi tulang yang paling melengkung, disebut kolom M, dari kata Perancis milieu (tengah). Kolom kiri dan kanan masing-masing disebut sebagai G dan D, atau gauche (kiri) dan droite (kanan) dalam bahasa Prancis. Penandaan paralel telah memunculkan berbagai hipotesis yang menggiurkan, seperti penerapannya menunjukkan pemahaman tentang desimal atau bilangan prima. Meskipun proposisi ini dipertanyakan, banyak ahli yang menganggap bahwa alat tersebut digunakan untuk tujuan matematika, mungkin termasuk prosedur matematika sederhana atau untuk membangun sistem angka. Wikimedia Commons

Spekulasi lainnya adalah ukiran pada tulang tersebut melambangkan kalender lunar. Dengan sejarah sejak 20,000 tahun yang lalu, tulang Ishango dianggap sebagai salah satu alat matematika tertua yang diketahui umat manusia.

Tulang Ishango ditemukan pada tahun 1950 oleh penjelajah Belgia Jean de Heinzelin de Braucourt saat menjelajahi Kongo. Ditemukan di antara sisa-sisa manusia dan peralatan batu, menunjukkan adanya peradaban yang hidup dari memancing dan berkumpul di daerah tersebut.

Profesor de Heinzelin membawa tulang Ishango kembali ke Belgia, dan sekarang disimpan di Institut Ilmu Pengetahuan Alam Kerajaan Belgia di Brussels. Berbagai cetakan dan salinan dibuat untuk melestarikan artefak rapuh tersebut.

Tulang Ishango
Rendering 3d dari Tulang Ishango. Institut Ilmu Pengetahuan Alam Royal Belgia / Penggunaan Wajar

Usia tulang Ishango telah menjadi topik perdebatan di kalangan arkeolog. Awalnya diperkirakan berusia antara 9,000 SM dan 6,500 SM, kini diyakini berusia sekitar 20,000 tahun. Namun, aktivitas gunung berapi di dekat lokasi tersebut menyulitkan penentuan tanggal pastinya.

Tanda-tanda pada tulang Ishango telah memesona para ahli matematika. Beberapa orang percaya bahwa tulang menunjukkan pemahaman tentang desimal atau bilangan prima. Ada pula yang berpendapat bahwa itu adalah alat penghitung yang menggunakan sistem angka basis 12.

Antropolog Caleb Everett berpendapat bahwa tulang tersebut mungkin digunakan untuk menghitung, mengalikan, dan sebagai tabel referensi numerik. Sementara itu, arkeolog Alexander Marshack berpendapat bahwa ukiran tersebut mewakili kalender lunar enam bulan.

Meski terdapat beragam penafsiran, masih banyak spekulasi seputar tujuan dan makna sebenarnya di balik tulang Ishango. Beberapa orang memperingatkan agar tidak memproyeksikan persepsi budaya modern tentang angka ke dalam artefak kuno ini dan mendesak untuk penyelidikan lebih lanjut terhadap materi simbolik lain dari era yang sama.

Tulang Ishango tetap menjadi teka-teki menarik, menyoroti pengetahuan matematika dan budaya nenek moyang kita.


Setelah membaca tentang Tulang Ishango, bacalah tentang penemuannya  Si.427: tablet tanah liat Babilonia berusia 3,700 tahun, yang mungkin merupakan contoh geometri terapan tertua yang diketahui.