Meskipun mumifikasi masih dipraktikkan di beberapa budaya yang jauh, hal itu jarang terjadi di dunia Barat. Rosalia Lombardo, seorang gadis berusia dua tahun, meninggal pada tahun 1920 karena kasus bronkopneumonia yang intensif, sejenis pneumonia yang melibatkan peradangan di alveoli.
Meskipun memberinya obat terbaik yang tersedia pada saat itu, dia masih sangat muda dan tidak memiliki sistem kekebalan yang diperlukan untuk memerangi bronkopneumonia.
Mario Lombardo: Ayah yang putus asa
Mario Lombardo, ayahnya, ingin mengungkap penyebab spesifik kematiannya sehingga dia bisa "menyalahkan" seseorang. Keluarga Lombardo adalah orang Italia, dan terlepas dari kenyataan bahwa pandemi flu Spanyol akan segera berakhir, pneumonia gadis itu tampaknya disebabkan oleh penyakit mematikan ini. Mario Lombardo menolak untuk menguburkan putrinya, mengklaim bahwa kehilangan putranya telah membuatnya putus asa.
Rosalia meninggal hampir satu minggu sebelum ulang tahunnya yang kedua. Mario begitu hancur oleh kematiannya sehingga dia meminta Alfredo Salafia (seorang apoteker Italia terkenal) untuk membuat mumi dan menjaganya "sehidup mungkin" (dengan melihat). Alfredo Salafia dianggap sebagai yang terbaik karena pengetahuannya yang luas dalam pelestarian mayat.
Kisah Rosalia Lombardo sampai ke Profesor Salafia, karena dia tidak pernah menagih ayahnya untuk jasanya. Wajah bidadari Rosalia Lombardo mendorongnya untuk meningkatkan teknik pengawetan agar keindahan alamnya tetap terjaga. Tubuh mumi Rosalia Lombardo tampaknya menjadi mumi paling hidup di dunia.
Catatan yang mendokumentasikan mumifikasi Rosalia ditemukan pada 1970-an. Catatan adalah formula lain untuk beberapa bahan kimia yang digunakan dalam mumifikasi:
- Gliserin
- Formaldehida jenuh
- Seng sulfat
- Alkohol salisilat
- Klorin
Rosalia Lombardo – “Mumi yang Berkedip”
Rosalia Lombardo juga dikenal sebagai "Sleeping Beauty" Katakombe Capuchin. Jenazah mumi-nya telah disimpan di Catacombe dei Cappuccini di Palermo, sebuah lokasi yang penuh dengan mumi dan mayat orang lain sepanjang sejarah. Mayat itu diawetkan hampir sempurna karena atmosfer kering di dalam Catacomb.
Fenomena aneh yang membuat takut semua wisatawan yang mengunjungi katakombe adalah mumi itu berkedip. Banyak orang percaya bahwa Lombardo telah membuka matanya sepersekian inci dalam gabungan banyak foto selang waktu. Sebagian besar pengunjung mumi dia mengatakan dia adalah keajaiban karena dia berkedip meskipun dia telah mati untuk waktu yang lama.
Sementara ini memicu cerita tentang mumi yang bisa membuka matanya di internet, pada tahun 2009, antropolog biologi Italia Dario Piombino-Mascali membantah mitos inti seputar Rosalia Lombardo. Menurutnya, semua yang dilihat orang sebenarnya adalah ilusi optik.
Parafin yang dilarutkan dalam eter, kemudian dioleskan ke wajah gadis itu, menciptakan ilusi bahwa dia menatap lurus ke siapa pun yang menatapnya. Ini, bersama dengan cahaya yang menyaring dengan berbagai cara melalui jendela makam sepanjang hari, menyebabkan mata gadis itu tampak terbuka. Melihat lebih dekat, Anda dapat melihat bahwa kelopak matanya tidak sepenuhnya tertutup, yang kemungkinan besar dilakukan dengan tujuan Alfredo Salafia untuk membuatnya lebih hidup. Tubuh itu terpelihara dengan indah berkat prosedur pembalseman Salafia.
Kondisi mumi Rosalia Lombardo saat ini: Mayat yang diawetkan dipindahkan
Sinar-X tubuh mengungkapkan bahwa semua organ sangat sehat. Jenazah Rosalia Lombardo ditempatkan di sebuah kapel kecil di akhir tur katakombe, tertutup dalam peti mati berlapis kaca di atas alas kayu. Tubuh Rosalia Lombardo yang diawetkan, seperti yang difoto oleh National Geographic pada 2009, mulai menunjukkan indikasi pembusukan — terutama perubahan warna.
Untuk mengatasi masalah ini, tubuh Rosalia Lombardo dipindahkan ke daerah katakombe yang lebih kering, dan peti mati aslinya dimasukkan ke dalam wadah kaca tertutup rapat yang diisi dengan gas nitrogen untuk mencegah dekomposisi lebih lanjut. Mumi itu masih merupakan salah satu mayat yang diawetkan dengan baik.